ahmadsunggawa
Keluar kamar mandi, aku berpapasan dengan Maria menuju ke tempat yang sama sambil mengedipi aku. Sambil menunggu, membayangkan ulah Maria batangku yang baru didinginkan mengeras lagi. Aku tidak menyentuh makanan, hanya minum Aqua untuk mengurangi bau mulut. Maria datang langsung duduk di bantal lagi.
"Udah lega.. ganjelnya udah masuk sini semua.. Beha, CD.." Maria melemparkan tasnya. Aku kembali merapat.
"Jangan deket-deket, kelihatan dari kasir," ia mencegah.
Tangan kiriku beralih ke perutnya, pelan-pelan menggeser ke atas.Semua 'daleman' Maria sudah tersimpan dengan aman di dalam tas. Maria mengeluh saat tanganku menyentuh bulatan kenyal itu, menggeser posisi sehingga dapat mengawasi kasir di seberang, sekaligus memudahkan aku 'bekerja'. Ia kembali mendesah lirih saat kusentuh putingnya. Darahku bergejolak merasakan lembutnya buah dada Maria. Beda dengan dulu, sekarang lebih berisi karena menyusui. Aku tidak berani mencium bibir atau mendekapnya karena kepala kami kelihatan sayup dari restoran.