farhahghaisani
27 Januari 2014
Senja masih sama
Masih seperti kemarin
Masih ada camar yang terus menari
Masih ada mentari dengan warna kemerahan
Saat cerita kita ungkap kan
Pada masa yang kita tuliskan
Hingga waktu berarak pada jarak
kehidupan,
seakan tanpa kesudahan
Kita membangunkan yang mati
Yang hanyut dalam suka cita
Dan kita
terus berlomba menyatukannya
Senja mulai merangkak turun
perlahan,
hilang pada catatan harian kunyahan nestapa
Membangkitkan sukma yang tertoreh
Mengiang, berdesing pada jerit takdir
Tak selesaikah senja untuk menjabarkan
Tentang waktu yang berakhir
Harusnya lah tak lagi waktu ada dalam janji,
di dalam kata yang berpoligami
Dalam kembaran kuadrat akar resah.
Ntah apa yang bisu
Ntah apa yang tertulis tak terbaca lagi
Hingga lupa akan hari
Hingga senyum genit pada tanda baca
Yang nista terengkuh
Yang benar hanya tawa dipersembahkan.
Bagi mu senja,
Warna tak lagi sama
Tawa dan tanya kepalsuan
Terjawab pada episode yg berulang.
Bagi mu senja, engkaulah itu
kesetiaan!
Yang hilang
Yang lenyap dalam satu tarikan nafas