fiftytir
Apa sih yang kamu pikirin soal cinta pertama? Patah hati pertama? Cinta monyet? Atau cinta yang nggak pernah dibalas?
Kalau aku... nyebutnya abang-adek zone.
Iya, abang dan adik. Aku manggil dia Bang Ali. Cuma aku yang manggil dia begitu. Anak-anak panti yang lebih muda darinya biasa manggil "Kak Al" atau "Aa' Al". Tapi aku beda. Aku spesial-paling nggak dulu sempat ngerasa gitu. Sampai akhirnya datang Rania. Anak manis kesayangan Ibu Panti. Dan sejak itu, aku mulai ragu... jangan-jangan Rania juga jadi "adik spesial"-nya Bang Ali?
Ngomongin soal panti, aku udah tinggal di sana sejak umur sepuluh. Nama resminya sih Yayasan Amal Budi, letaknya di Jawa Barat. Di situ, nggak cuma anak yatim-piatu aja yang ditampung, tapi juga anak-anak yang dibuang, ditelantarkan, atau yang orang tuanya... ya gitu, nggak bisa ngurusin.
Kalau aku sendiri, aku anak yatim. Ayah meninggal waktu aku umur lima tahun. Kecelakaan kerja. Hari pertama kerja jadi kuli bangunan, langsung... selesai. Aku nggak mau cerita detailnya. Nggak suka. Apalagi kalau harus bahas soal Ibu-yang ninggalin aku dan bikin aku jadi beban buat nenek.
Sebenarnya sih, nenek nggak masalah ngurusin aku. Tapi ada syaratnya. Semua biaya aku tanggung sendiri. Mau itu makan, sekolah, jajan, bahkan listrik. Iya, nyalain kipas aja bisa dimarahin. Katanya, "Kalau boros, bayar sendiri tagihannya."
Jujur, makin gede aku makin ngerti... mungkin itu juga alasannya kenapa Ibu ninggalin nenek.
Tapi... kenapa Ibu nggak ajak aku juga?
Kalau aku ikut, mungkin aku nggak perlu jualan gorengan dan kue manis di sekolah. Nggak perlu ngelilingin lampu merah sambil nawarin tisu tiap pulang sekolah. Tapi ya, sisi baiknya, aku jadi belajar dagang dari kecil. Dan itu berguna banget sampai sekarang.
Walaupun ujung-ujungnya... aku juga ninggalin nenek. Sama kayak Ibu.