Pedih Stories

Monolog Hati Yang Pedih Baru ingin menjinak-jinak untuk menulis, meluahkan segala perasaan yang pedih disini..

Awang merupakan seorang mahasiswa di Universtiti Malaysia Terengganu (UMT) yang sedang melalui fasa sukar di usia awalnya 20an. Ya, begitulah kali....Kisah tiada kaitan antara yang hidup dan mati. Kisah ini telah melalui pelbagai suntingan dan banyak berubah dari kisah asal yang ditulis oleh pengarang beberapa tahun yang lalu.

Earth turn around on its axis

pada akhirnya puncak dari mencintai adalah ikhlas Ikhlas jika kau melepas ..

Menebus kebebasan masa lalu, sang ayah pun bercinta dengan anak seusia anak remajanya. Sang ibu pun suka pria mudia usia. Oh, dua orang remaja, terdampar di jalan raya Ibu Kota Jakarta. Dua remaja bertemu di shelter dekat halte transjakarta. Perasaan senasib membuat mereka akrab, dan sepakat membubuh tanda cinta. Lantas, apa yang terjadi saat si pria melihat pria muda pasangan ibunya di lobi hotel? di lain sisi, si tokoh cerita yang remaja putri, bertemu pula dengan cewek yang digandeng ayahnya? Yes, dunia serba jungkir-balik. Akankah cinta dua sejoli langgeng? Atau, malah bencana yang tiba? Semuanya tuntas dalam cerita ini...

Dosa masa silamnya, merogol seorang wanita hamil yang pernah dicintai. Entah di mana akalnya pada ketika itu. Hidup bergelumang dengan noda, buatkan dia menjadi rakus... tercabar sehingga rayuan wanita yang dirogol pada malam itu dibiar sepi. Pada masa dia disabitkan kesalahan dan berada dalam penjara, berita tentang mangsanya itu sampai pada pendengaran. Wanita itu mati bunuh diri! Tertekan setelah dibuang suami dan dirogol dirinya. Kerana itu, penyesalan terbeban di pundaknya. Lebih-lebih lagi pada masa cahaya kebenaran singgah mengetuk pintu hati. Dia inginkan jalan hidup bertuhan, namun itu semua tidak mudah setelah apa yang pernah dilakukan kerap menghantui dan menjadi mimpi ngeri. Setelah bebas daripada hukuman dunia, dia berusaha mencari makna hidup yang sebenar. Tetapi, seakan sumpahan... apa yang dicari tidak sekali dijumpai. Sehingga dia tertanya, adakah Tuhan membencinya dan tidak akan pernah menerima taubatnya? Dalam bahagia yang cuba digapai, Wardah Imani hadir mengetuk pintu hati. Dia ingin mencipta bahagianya bersama wanita itu biarpun masa hadapan mereka masih samar-samar. Dan saat kebenaran terungkap tentang Aazeen Adara, dia tahu dia telah gagal sebagai seorang lelaki, seorang suami... dalam meraih bahagia antara mereka. "I choose to stay. Sakit macam mana pun Iman rasa, Iman tetap nakkan abang." - Wardah Imani - Layakkah dia dicintai wanita sebaik itu, sedangkan masa silamnya masih belum dapat ditinggalkan? Dapatkah dia menjadi suami sempurna buat wanita itu sedang dosanya banyak tidak terampun? Akankah juga Wardah Imani bertahan tatkala khilaf jahiliyahnya tersingkap tirainya? "Abang tak nak sayang bebankan diri dengan kesilapan abang. Kehinaan abang tak layak untuk keindahan dan keikhlasan sayang. Abang minta maaf..." - Uwais Al-Qarni -

Separuh jiwa dan perasaan yang tidak sepatutnya aku pertaruhkan.

Pedih

Will the pain go away??

MATI ITU MUDAH, TAPI APAKAH KAMU SIAP MENJALANI KEHIDUPAN SETELAH MATI?

Hidup , tak semestinya bahagia , tetapi ada juga duka bersama. Namun bagi Aku , hidupku kebanyakkan duka semata.

Ni diary aku. Semua yang aku publish ni, semua apa yg aku rasa. Mungkin ada yg korang pun rasa. Mungkin lah.

Potret masa lalu, dengan kenangan yang pilu. Potret masa lalu, dengan senyuman sembilu. Sekarang saatnya kita keluar, sekarang saatnya kita pergi. Dari potret masa lalu, tentang dia yang telah pergi. Ini adalah kumpulan puisi lanjutan dari "Bagaikan Bumi yang Bertemu Hujan". Selamat menikmati😉 [Mulai tanggal 8 Februari 2021, akan update setiap hari Minggu]

Motivate, about life, love friend, enemies and so on...

aku tak ingin ia hanya ingin hujan

Rentetan kata-kata jawa yang mungkin kurang bermakna.