Pelaut Stories

"Dianggap seperti langit dan dijatuhkan lagi kedasar tanah setelah aku mengisi kekosonggannya yang membuat luka dihatiku kian menganga mengingat semua perlakuan manisnya yang hangat dan sarat akan cinta namun ternyata itu hanya bayang-bayang yang selama ini aku rasakan inilah kisahku wanita yang mencintai sendirian" -putri

MAWAR UNTUK WITANTIE Ini adalah karangan kami yang kami buat masa tinggal di Padang Panjang, Sumatera Barat. Tentang seorang pemuda yang lahir di pesisir pantai Sumatera Barat, tumbuh dalam kehilangan dan kekurangan. Tapi budi baik menghasilkan pula akhir yang baik di perjalanannya, sebalinya ''Siapa menanam angin, maka harus siap menuai badai''. Negeri Padang Panjang membawa kami mengenal banyak hal baru terutama tentang kehidupan orang Minangkabau yang masih memegang teguh falsafah ; Adat bersandi hukum Agama, hukum Agama bersandi kitabullah. Di Nagari ini kami banyak menerima cerita tentang ke-Pahlawanan dan perjuangan orang Minang yang sangat me-inspirasi khususnya kepada kami kaum muda, terputuslah untuk juga mencoba membuat kisah pendek tentang kehidupan Samadin, yang bisa saja pada kenyataannya di alami oleh siapa saja di Nagari dan Negeri manapun. Juga tidak lain tulisan ini adalah dibuat agar kelak kami jika berumur tua, ada kenangan kami semasa tinggal di Padang Panjang.

Pada akhirnya semua yang aku miliki akan diambil oleh Tuhan

CATATAN UNTUK BANG ADIN Di Padang Panjang, jika hari tak hujan. Akan bisa kita nampak anak-anak bermain bola, sebagian lagi kejar-kejaran antah apa maksudnya, tapi dulu kami semasa kecil pun begitu di Sukabumi. Tapi bila hari hujan, dan seringnya begitu, sesuai sebagaimana yang kita tahu jika Padang Panjang di gelari Kota Hujan. Jika hari hujan maka kami akan berdiam di tempat masing-masing, sebagian ada yang mempelajari sesuatu di internet, sebagian ada yang sibuk bermain game di hpnya, sebagian melamun antah sampai kemana jauhnya. Sedang kami di hari hujan ini, akanlah melanjutkan kisah dari Samadin, pemuda Tanjung Muara yang menjadi seorang Angkatan Laut, dimana dahulunya di Maninjau jatuh hati kepada Witantie yang pindah ke Manado, sedang tuhan ternyata mempertemukan lagi mereka di tanah Maluku. Bila hari kemarin kami menuliskan tentang perjalanan Samadin, maka kini akan kami tulis pula tentang perjalanan Witantie, gadis Maninjau yang berpindah kehidupannya ke Negeri Manado, akan kami tuliskan perjalanannya hingga bersatu lagi dengan yang kami tuliskan pada kisah Samadin. Semoga juga menjadi bekal kami mengenang masa muda bila besok sudah tak berada di tanah ini.

"ini bukan cinta yang pertama, Kalau Harraz Masih hidup bahagia dh aq ngn Dy, Harraz where u Love, cinta aq skang kt maafia herm" _Nur Balqis Haq_ "Smpai mati sekalipun jadi roh ,tetap aq cinta," _Leftenan Khalish Harraz_ "Aq mafia, tapi dalam hati ad taman," _Tengku Ammar Idlan_

Dia lelaki terbaik pilihanku, yang akan memahamiku dan membahagiakanku. Seperti kalian pula, aku menaruh harapan serta kepercayaan padanya.