larasatisorayabunga
...
"Saljunya cantik, tapi aku lebih suka hujan," begitu kataku, lalu tawa renyahmu terdengar amat merdu. "Tolong jangan ingatkan lagi, atau aku gak akan pernah bisa lewat student centre tanpa mengharu biru," jawabmu memohon, memaksaku balas tertawa.
Sambungan telpon antar benua itu seperti baru satu jam lalu terjadi. Aku masih ingat setiap saatnya, bahkan bagian paling menyakitkan.
Cerah, menyenangkan melebur bersamamu selama ini. Mendadak semua jadi mempesona, dan warna-warna yang sebelumnya pudar mendadak cerah.
Mungkin karena namamu. Bukan, itu karena kamu. Ya, karena kamu.
Terima kasih. Aku menikmati setiap halnya, setiap detik waktunya. Sungguh. Tapi yang saat ini ada bukan pilihan. Ini benar-benar jalan yang harus diambil. Kuambil tepatnya.
Ingatlah, menguap bukan berarti hilang Cerah. Melainkan berubah jadi bentuk baru untuk menjaga harmoni. Aku tidak sedang beretorika untuk kabarkan perpisahan. Hanya pengakuan. Tidak bisa menjagamu kali ini.
Maaf.