Raung_Kemarau
Ada kalanya kita menulis bukan karena ingin didengar, apalagi diakui. Kita menulis karena ada sesuatu yang mengganjal di dalam, dan rasanya hanya bisa diredakan lewat kata-kata. Entah itu luka, rindu, doa, atau sekadar kegelisahan yang tak punya nama. Dan meski tidak semua tulisan menjadi penting di mata orang lain, bukankah setiap kejujuran layak diberi tempat?
Aku tidak tahu akan dibawa ke mana puisiku ini. Bisa jadi tak pernah sampai ke siapa pun, atau mungkin hanya menemani seseorang yang diam-diam sedang bersedih. Tapi jika boleh berharap, semoga setiap kata yang kutulis bisa menjadi amal kecil, pengingat untuk diri sendiri, dan pelipur lara untuk hati yang sempat retak.
Karena pada akhirnya, aku percaya: ada kekuatan dalam tulisan yang lahir dari ketulusan. Meski sunyi, ia bisa jadi jembatan. Meski tak viral, ia bisa jadi terang.