Takhta Stories

Refine by tag:
takhta
takhta

3 Stories

  • CROWN OF ATHRANNA by k_rizsa
    k_rizsa
    • WpView
      Reads 186
    • WpPart
      Parts 5
    "Apakah kau tahu Athranna itu benar adanya? Kerajaan nan megah yang diselimuti kabut fana, Meraka hidup dengan racun saat yang lain mati karenanya, Mereka menari dengan badai di atas kepalanya, Mereka berlarian dengan hewan terbuas disampingnya, Dan mereka bernyanyi dengan tumbuhan dan cakrawala. Kemari dan lihatlah, Mereka 4 pewaris, terpilih oleh karunia Para Dewa. Mereka 4 pewaris, yang ternoda darah saudaranya. 3 akan binasa dan 1 akan berkuasa."
  • Flower Knights of Silla by nadiyasasmita
    nadiyasasmita
    • WpView
      Reads 179
    • WpPart
      Parts 4
    [Pindah ke Karyakarsa; Cerita yang dipublish di Karyakarsa dimulai dari season pertama] Permintaan raja membuat Xian Hun terjebak dalam dilema. Impian untuk secepatnya pensiun sebagai hwarang sepertinya harus kandas. Setelah menyelesaikan tugas terakhirnya, Xian Hun justru terjebak dalam peperangan dengan para pemberontak dari Baekje. Di sisi lain, Eun Seok yang telah keluar dari istana juga harus menghadapi banyak kejadian yang tak terduga. Sekuat apapun dirinya berusaha untuk lari, ia akan tetap kembali ke tempat semula. Walau tak lagi menyandang gelar putri, ia harus tetap mengabdikan dirinya pada Silla. Ikuti kisahnya hanya di Flower Knights of Silla.
  • TUNAS PURNAMA ARYATERA by EmmaDeen25
    EmmaDeen25
    • WpView
      Reads 213
    • WpPart
      Parts 15
    Malam itu gelapnya membunuh suara. Pekarangan Serambi Sukma, banglo rasmi Menteri Pendidikan Aryatera, terang oleh lentera minyak dan lampu gerbang. Tapi di hujung kebun rambutan di belakang dapur, gelap menunggu dengan panah bersiap. Dua jasad tumbang lebih pantas daripada jeritan yang sempat pecah di dada. Satu panah menembusi dada Tengku Shah Rauf. Satu lagi menyalur di leher Tengku Salsabila Zahrah, isterinya. Darahnya meresap pada hujung songket biru laut yang masih wangi bau cempaka. Dari celah kisi jendela, Tengku Zara Inara, baru lapan tahun, memeluk bahu adik-adiknya yang tiga orang itu. Tangan kecilnya menggenggam anak patung kayu, hadiah ayahnya petang tadi. Di luar, derap kaki senyap. Suara pengawal berbisik sumpah setia, pecah oleh desir panah ketiga yang hinggap di tiang balkoni. Seorang pengawal peribadi paling muda, Azfar, menyerbu masuk, mendekap bahu Tengku Zara. "Tengku, mari... kita jalan jauh malam ini. Jauh sekali." Tengku Zara cuma diam, anak patungnya jatuh terhempas di lantai marmar. Wajah ayahnya masih terbayang di gerbang kayangan, kaku, dan langit Aryatera di atasnya, berwarna kelabu besi.