Zona Stories

Perciò ogni pomeriggio, finite le lezioni, andavano dritti a casa sua e si chiudevano in camera; studiavano un po’ e poi si concedevano una “pausa”, il tutto cercando di far combaciare gli orari di rientro dei suoi genitori.Non che temesse di essere ripreso perché a diciotto anni aveva dei bisogni ormonali, ma sarebbe comunque stato imbarazzante vedersi piombare in camera sua madre o suo padre mentre era intento a “consumare” con la sua ragazza.Forse suo padre lo avrebbe liquidato con un “chiudi la porta se devi fare certe cose”, andandosene come se nulla fosse, ma sua madre si sarebbe subito preoccupata di non avere nipoti prima del previsto.Quel giorno non era stato diverso dagli altri.Usciti da scuola si erano recati subito da lui, avevano consumato un pasto veloce e poi si erano chiusi subito in camera.Unica pecca: era sabato.Il sabato era giorno di festa, perciò i suoi genitori, come tutti, erano esenti dal lavoro.Ne conseguiva che la casa non sarebbe stata vuota.

Ketika kamu sudah sangat terbiasa berada pada zonamu. Kamu akan kesusahan apabila bergeser sedikit dari zona kamu tersebut. Dan itulah yang dia rasakan saat ini dan mungkin seterusnya. Apakah dia mampu bertahan di zona yang bukan miliknya? Apakah pembaca tidak penasaran?Waduhhh tapiu, penulis sangat penasaran sekali. Untuk itu mari kita baca... Aku adalah gadis yang sedikit malas kalau diminta untuk melaksanakan pekerjaan di kehidupan sehari hari ini. Aku lebih senang tidur tiduran, main gadget, ataupun hal hal yang tidak bermanfaat sekalipun. Aduhh maaf kan aku.! Jika dibayangkan kehidupan ku ini sangat lah santai sekali, bahkan saking santainya aku telah menikmati kehidupan seperti itu selama 18 tahun, Upss!! Namun, semuanya berubah 360 derajat, ehh gak juga sih. Oke lupakan itu. Kita kembali kepermasalahannya, kehidupan ku itu akhirnya berubah sangat rumit, serumit nama ku ini apalagi kalau dibaca cepat, tapi nggak juga si "Ailissyah Hidayannah Anantasanayah"

Tulisan ini bukan cerita fantasy ataupun skenario petualangan dan aksi seperti biasa yang saya tulis. Melainkan hanya sebuah expression dan point of view yang ingin saya bagikan. Sukses adalah tujuan utama dalam kehidupan semua individu. Kita memiliki angan dan impian yang terasa sudah sempurna, sudah terencana, dan sudah matang, namun seringkali kita merasa pesimis atau merasa rencana tersebut sudah gagal bahkan sebelum kita memulainya. Orang-orang yang telah sukses diluar sana hendaknya memiliki Ilmu yang lebih tinggi, beserta berbagai macam prinsip dan strategi yang diterapkan pada sistem kehidupannya secara pribadi, berdasarkan pengalaman yang terus menerus dijadikan pedoman agar mampu terus berkembang. Lantas benarkah para tokoh sukses disekitar kita memiliki langkah awal yang sama? Salah satunya berkata bahwa sukses adalah keluar dari zona nyaman. Yang jika dibenahi makna nya merupakan prinsip untuk menemukan langkah awal yang umum dan disetujui oleh tokoh-tokoh sukses lainnya. Ucapan tersebut juga merupakan landasan untuk menuju proses kedewasaan bagi para remaja yang ingin mulai mencari kesuksesan. Begitu banyak pula para remaja yang kehilangan jalannya ketika salah mengartikan kata sukses. Menurut pandangan kebanyakan orang, kita sudah meraih sukses ketika kita sudah mendapat pekerjaan tetap meskipun itu hanya sebatas menjadi karyawan pabrik saja. Lalu bagaimana dengan mereka yang berjiwa seniman? Apa yang terjadi pada dunia seni jika semua remaja nya berkeinginan untuk mencukupi kebutuhan hidup sebagai pekerja yang digaji setiap bulan saja oleh bos dari negara asing? Tentu saja kita harus mendengarkan mereka yang kini telah menjadi CEO, Founder, atau International Motivator dan penulis buku terkenal, untuk memahami perilaku apa saja yang dibutuhkan untuk sukses yang sebenarnya.

In search of company on a boring day Nami finds Zoro not where he'd usually would be . Afraid that maybe something has happened she looks for him...