Malam itu, teringatku betapa mengerikannya gelap malam yang seolah-olah ingin melahapku. Kaki ku gemetaran tak keruan, begitu halnya dengan seluruh badanku. Kupeluk erat kaki yang menutupi dadaku, sambil menahan dinginnya angin dan tak tahan atas tetesan ujan dari atap rumah orang yang sama sekali tak kukenal, dan kuharap ia membuka pintunya dan mengizinkan ku untuk masuk. Sampai akhirnya, pria tersebut menghampiriku dan mengajakku kerumahnya. Berkat pria tersebut aku menjadi orang. Terima kasih untuk pria yang sudah kuanggap sebagai ayahku sendiri.All Rights Reserved