Coming Back Home

Bagi Adam, kota ini adalah rumahnya. Dia menyukai segala hal tentang Padang. Dia menyukai lautnya yang biru, udara yang lembab, dan aroma laut yang akan selalu menyertainya kemanapun ia melangkah.

Tak hanya itu, dia menyukai teman-teman dekat yang selalu ada untuknya. Dia menyenangi keberadaan si kembar Dika dan Diki yang tak pernah diam. Dan pastinya, dia sangat menikmati waktu yang bisa dia habiskan bersama adik si kembar. Adik si kembar adalah seorang gadis pendiam bernama Mila. Mila dua tahun lebih muda dari Adam. Mila memiliki paras yang cantik, otak yang luar biasa pintar, dan selera humor yang menyenangkan. Setiap Mila tersenyum ke arahnya, Adam yakin jantungnya berhenti berdetak selama sedetik.

Semuanya sempurna, sampai gempa besar 30 September 2009 menghantam kota kecil yang ia panggil rumah. Ingatan terakhir Adam tentang kota itu adalah ratusan bangunan runtuh dan wajah panik orang-orang yang mengungsi selagi dia berlari menuju penerbangan ke Jakarta tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal pada Dika, Diki, dan Mila.

Sejak saat itu, Adam berusaha melakukan segala yang bisa ia lakukan untuk kembali terhubung dengan sahabat-sahabatnya. Namun Dika, Diki, dan Mila seperti menghilang dari muka bumi. Telfonnya tak pernah diangkat, pesan dan suratnya tidak pernah dibalas, bahkan mereka tidak lagi bersekolah di sekolah mereka yang lama.

4 tahun setelahnya, Adam memutuskan untuk pulang ke Padang. Adam berharap, dengan kepulangannya ia akhirnya bisa bertemu kembali dengan sahabat-sahabatnya dan memulihkan ikatan yang kini terputus. Adam berharap, dengan kepulangannya ia akhirnya bisa melanjutkan kisahnya dengan Mila. Tapi siapkah Adam menghadapi kenyataan bahwa tempat yang ia panggil rumah tak lagi sama?