Seorang laki-laki berjanji akan menikahinya jika dewasa nanti. Tania Arestya, rela menunggu bertahun-tahun lamanya untuk menagih janji pada lelaki, yang menjadi cinta pertamanya saat ia masih duduk di Sekolah Dasar. Pikiran dangkal gadis kecil yang percaya akan dongeng sebelum tidur, membuatnya yakin. Bahwa cinta pertama, akan menjadi titik kebahagian dalam pelabuhan mimpinya. Damar Sadewa, cinta adalah sahabat. Itulah yang selalu ditekankan Damar dalam kamus kehidupannya. Mencintai Ima, menjalani kehidupan serta pekerjaan bersama orang yang ia cintai, adalah kebahagian tak terperi. Alif Fajar, saudara sepupu Nia yang menjadi yatim sejak ia lulus SMP. Berjuang keras untuk menjadi wiraswasta dan membahagiakan sang ibu, adalah tujuan hidupnya. Satu-satunya saksi sejarah betapa Nia merindukan janji masa kecilnya. Ia pula yang selalu hadir di masa-masa sulit Nia. Ketika waktu mengikis jarak, keduanya kembali bertemu. Tania yang menggebu akan cinta masa kecilnya, harus menelan pil pahit saat mengetahui Damar akan menikah. Bukan dengan dirinya. Janji masa kecil itu palsu, bahkan Damar saja melupakannya. Di satu sisi, ada hati yang mulai sadar akan perasaan yang menyusup dan berkembang kian merekah. Siapa, dan pada siapa? Apakah kehadiran Tania memang TERLAMBAT? Saat hati meraung pada satu nama, masihkah ada waktu untuk mengatakannya. Ataukah memang TERLAMBAT? Merelakan mimpi, atau merengkuh kebahagian lain. Story By : Icha Rizfia Samarinda, 01 Maret 2017