Story cover for Di Balik Tembok Hijau by gigihadir23
Di Balik Tembok Hijau
  • WpView
    Reads 94
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 94
  • WpVote
    Votes 5
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Feb 25, 2017
Sepulang sekolah, aku menyusuri jalan besar menuju ke rumah mungilku.
Hidup di tengah daerah yang berkembang ini, di rumah mungil yang sebanding dengan ruangan OB di perusahaan di sekitar rumahku.
Aku tidak pernah malu dengan keadaanku sekarang. Ayahku seorang supir angkutan umum dan ibuku tukang sapu sekolah.

Aku dapat mengecap bangku SMA saat ini, karna ibuku memohon kepada sekolah tempatnya bekerja untuk memberikan bea siswa padaku. Ia mengatakan bahwa kejeniusan yang ku miliki akan sia-sia bila aku berhenti bersekolah cukup sampai SMP.
Mereka menerima permohonan ibuku dengan syarat aku harus mampu mengharumkan nama sekolah tersebut. Jika aku tidak bisa maka tentu bea siswaku akan dicabut.

Tentunya permohonan ibuku tidak ku sia-siakan. Nama SMA Harapan Kita terkenal di kotaku karena sering mendapatkan penghargaan Sains di negaraku. Baik olympiade secara soal atau eksperimen, namaku selalu terpampang di urutan pertama.

Dan kini aku duduk di kelas XI..
(Nadira Alya)
All Rights Reserved
Sign up to add Di Balik Tembok Hijau to your library and receive updates
or
#39nadira
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Satu nama di antara dua Luka cover
Masih Ada Kamu di Setiap Luka [TAMAT] cover
Bendahara Kelas [Completed] cover
PAIN (TERBIT) ✔ cover
Failure . ℅ cover
Erlangga cover
SEMESTA TAK MERESTUI cover
Danielza cover
Sekali Lagi (End)  cover
If It's You cover

Satu nama di antara dua Luka

21 parts Ongoing

Satu Nama di Antara Dua Luka Ara tak pernah menyangka bahwa langkah kecil di koridor sekolah bisa membawanya ke pusaran luka yang dalam. Di satu sisi, ada Raka-masa lalu yang pergi tanpa pamit, meninggalkan jejak perih dan janji yang patah. Di sisi lain, ada Naufal-sosok tenang yang datang perlahan, menawarkan kedamaian dalam senyap. Tapi takdir tak pernah berjalan lurus. Ketika tragedi mengguncang hidup Ara, dan sebuah kehilangan merenggut cahaya dari keluarganya, dua hati yang saling bertabrakan pun mulai menunjukkan warna sebenarnya. Dalam perjalanan penuh air mata, penyesalan, dan cinta yang diam-diam tumbuh... Ara harus memilih: Melihat ke belakang dan menyentuh luka lama, Atau menatap ke depan dan memeluk harapan yang baru. Satu nama akan bertahan. Dua luka harus disembuhkan. Dan cinta... akan menemukan jalannya. novel ini telah berhenti