"Aku?" Yuri celingukan. "Aku mencari udara segar, kamarku panas sekali." Yuri mengipaskan bajunya. "Bilang saja kau bertengkar dengan jessica, dan dia mengusirmu dari kamar." Yuri membulatkan matanya. "Bertengkar apanya, sahabatmu itu saja yang terlalu egois." Ia tidak dapat menyembunyikan kekesalannya. "Dia sudah begitu ketika kau mengatakan suka padanya, kenapa dua bulan sebelum pernikahan kau baru mempermasalahkannya?" Yuri hanya menganggkat bahunya tidak peduli saat mendengar itu. "kau belum menjawab pertanyaanku, aku mengira kau sodako tadi, duduk ditangga dengan rambut terjurai." "YAH! Mana ada hantu secanti aku!" Tiffany memukuli yuri "Maafkan aku jessica." Yuri menatap mata jessica, ia menggelengkan kepalanya. "Tiffany.....aku mencintainya." Lanjut yuri. Jessica melepaskan tangannya dari cengkraman yuri. Pria tanned itu pun tidak lagi menahannya. Jessicca melangkah perlahan, meninggalkan yuri yang masih mencerna apa yang baru saja ia katakan. Jessica berbalik dan berhenti tepat dihadapan yuri. Plak! Tamparan keras mendarat di pipi yuri, pipi yang selama ia membuat jessica tidak bosan menciumnya sekarang berbekas merah jejak telapak tangannya. Tangan jessica bergetar hebat. "Berbahagialah kwon yuri." Jessica meninggalkan yuri. "Ini bagus, tapi kau harus lihat tempat taeyeon hyung, kau tidak akan berani berkedip." Yoona mengelurkan video remakaman yang ia ambil dari tempat taeyeon. "Bukankah hyung terlihat sangat gentel saat menyatakan perasaannya, aku bahkan ragu dia hyungku." Yuri megnambil ponsel yoona, dan tidak dapat mengedipkan matanya, saat melihat gadis yang dalam video itu adalah tiffany.