Bidadariku yang sudah terbang kelangit,yang sudah pulang pada awan,pada segala yang tak nampak,pada Tuhan.
Bidadariku,jiwa yang ku jaga dengan jiwa,nyawa yang menggantung di tiang aras,kehidupan lain yang dia pilih,bukan kami dan juga fana-nya dunia ini.
Bidadariku,awan yang melipat,angan yang tak terlihat,sepi yang menetap,dalam dada sekian derap.
Ini musim mulai menghangat,dada tetap saja gigil,pada sepi yang di tinggalkan harapan,5 bulan sudah lewat,namun dada masih di penuhi kawat,kesakitannya masih sama. Memilin-milin tiada kira.
Jiwaku,yang telah bisa tersenyum,tertawa mungkin,namun langit memintanya pulang,bukan pada kami,pada tangan ini,suratan takdir bukanlah yang bisa di minta.
Bidadariku,senja ini rindu meng-aduh,jiwa memilu,sedan sadu,ini derai tawa yang tiba tiba senyap,sayang. Kamu,masih tempat mama bercerita dalam diam,seperti dulu sayang,seperti ketika kamu masih di dalam sini, kegelapan.
Ah sayang,tersenyumlah nak,agar langit senantiasa cerah,agar angan tak lagi memerah,dan jiwa ini kian menerima nak,menerima takdir yang sudah di gariskan dalam air mata.
Dan kamu masih jiwa yang bagi mama adalah nyawa.
Ayyara, perempuan yang dulunya hanya seorang budak korporat biasa, kini telah menjadi istri dari seorang Farras Saga Maharanu. Lelaki yang tak sengaja menolongnya dari runtuhan plafon gedung tempatnya bekerja.
Pertemuannya itu menjadi awal mula hubungannya dengan Farras berjalan jauh hingga saat ini, ia dan Farras sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama kurang lebih enam tahun.
Farras dan Ayyara menjalani rumah tangga yang penuh keraguan. Kehadiran anak ditengah-tengah mereka mulai membawa perubahan, membuat hubungan mereka terlihat lebih harmonis. Namun, Ayyara masih penasaran mengapa Farras tiba-tiba melamarnya dan mengapa keluarganya dengan mudah memberi restu dan menerima Farras.
HighestRank🥇
#1 in Rumahtangga 02/01/25
#1 in Marriagelife 06/01/25
#2 in Fiksi Umum 07/01/25
#6 in Baper 31/12/24
#9 in Pernikahan 01/01/25
#27 in Romance 28/12/24