Pernah gak sih kalian merasa berkubang dalam suatu kegiatan menjemukan, monoton Dan feel empty? Kehilangan passion but hidup? Di kepala berputar pertanyaan; apa yang kamu lakukan? Untuk apa kamu hidup? Hidup kenapa membosankan? Kenapa musibah ini musti terjadi?
Kalau aku... tentu iya. Dan di situlah aku mulai mencari jati diri. Berpindah dari teman satu ke teman lain, kegiatan ini ke kegiatan itu, namun masih belum puas. Apa yang memuaskan dahaga tak bersebab, jalan tiada ujung, rindu tak bertuan, sepi tak kunjung akhir dan hampa yang tak lelah menyapa? Emmm... kutemukan diriku berada di ujung jurang dan ketika berbalik, semua tampak cerah, jelas, berwarna dan bahagia. Jalan itu... agama.
Why agama? Sejauh ini aku dididik sebatas Islam yang 5 rukun islam dan 6 rukun iman. Itu ibarat masuk ke bumi baru nyentuh bagian teratas oh tidak, bahkan baru melihat atmosfir pelindung. So, I'm not lose anymore. Aku memaksakan diri semakin maju menembus atmosfer untuk melihat indahnya Islam dan berbagai rasa mengagumkan ketika benih-benih iman bertumbuhan.
Note:
This is a true story. Tentu saja dari sudut pandang orang pertama pelaku hijrah. Masalah setuju atau tidak dengan apa yang pelaku lakukan,... go ahead, not change anything because she find best thing ever. Jika tak sejalan dengan pemikiran tokoh utama tolong jangan hina, jangan kritik cukup kasih masukan dan tinggalkan cerita diam-diam. Do not open again, karena penyakit dengki bisa merasuk dalam hati.
Menerima curhatan hijrah jika cerita bagus bisa dituang dalam tulisan dengan tujuan menginspirasi, memberi semangat dan memberitahu bahwa mereka tak hijrah sendirin #Hani