Budaya cinta? Benarkan itu ada, iya cinta itu selalu berbudaya. Karena entah kapan budaya itu sudah mulai ada. Budaya itu melekat begitu saja. Begitupula dengan cinta tapi bedanya disini. Cinta itu melekat erat dalam kisah putih abu-abu. Dimana selalu ada cerita menarik dan tak akan dilupakan sampai kapanpun. Putih yang menjadi lambang kesucian, kebahagiaan dan keabadian berdampingan dengan abu-abu yang begitu kusam, muram, dan pucat. Inilah lika-liku kisah gadis SMA. Luna namanya, berumur 16 tahun. Gadis polos, ceria, dan penurut. Selama hidupnya tidak pernah mencintai cowok apa itu cinta Luna tidak pernah tau. Yang dirinya tau hanya sekolah setelah itu membahagiakan orang tua. Sampai seorang cowok yang bernama Rendi mendekatinya, Luna hanya menganggap sebagai sahabat. Sering Luna bertanya polos pada sahabatnya itu, "Sebenarnya apa itu cinta?" Sahabatnya itu bingung harus menjawab bagaimana. "Cinta itu tidak dapat diartikan Lun." Wajah Luna tampak kecewa mendengar penjelasan Rendi. "Benar tidak dapat diartikan, lalu untuk apa orang itu jatuh cinta." Luna semakin memojokkan Rendi, "Kamu ingin tau benar-benar ingin tau, tutuplah matamu." Luna mengikuti perintah Rendi, "Dengarkan baik-baik, menurutku cinta itu seperti langit begitu lembut dan cerah menampakkan birunya, tapi adakalanya mendung itu datang hingga semua terlihat muram, jika cinta itu langit dia akan tetap berada di atas, semestinya ketika kamu mempunyai cinta maka cinta itu akan tetap di hatimu, jadi sebenarnya hanya dirimulah yang tau apa itu cinta dan apa itu yang membuat dirimu itu mencintai." Luna semakin bingung, sebenarnya apa itu cinta apakah suatu saat dia akan merasakan yang namanya cinta. #Eittt mau baca kelanjutannya silahkan tunggu part-part yang akan saya buat.😊😊