Baik tawa atau haru, suka atau sedih, hingga harap dan ragu. Semuanya, berjalan dengan sendirinya.
Aku bahagia, terimakasih.
Tanpa ada intuisi berlebih, kau datang dengan begitu adanya.
Tak lagi menawar, melainkan membawakan, segalanya.
Bicara pergi, semua yang datang akan selalu pergi. Untuk kapan dan mengapa, hanya dapat ku temukan jawaban pertama. Namun jelas, kepergianmu adalah hal yang pasti.
Meski tanya memang berpasangan dengan jawab, tidak perlu bila jawab itu tak lagi penting. Sebab terkadang, ada beberapa hal yang tak perlu diutarakan, cukup dirasakan, dan dikenang. Dan aku, tak lagi berharap tanyaku terjawab.
Sebaliknya, jangan pula tanyakan mengapa aku tak bergeming, karena untuk menawar luka, aku tak butuh segenggam garam.
GUYSSS VOTE DONGG 😭😭😭
cerita ini versi cool boy yang panjang ya guysss
Be wise
lapak 21+
Gavin Wijaya adalah seseorang yang sangat tertutup, orang-orang bahkan menganggap dia adalah anak yang ansos. Gavin merupakan satu-satunya pewaris keluarga Wijaya. Ia menjadi kesayangan kakeknya.
Meskipun Gavin kesayangan kakeknya tapi Papanya tetap mendidik dia dengan keras sehingga tumbuh dengan sifat otoriternya dan menjadi seorang yang tidak tersentuh. Papanya selalu menuntut dia menjadi nomor 1, hal ini menyebabkan Gavin menjadi tertutup dan terobsesi menjadi top pertama.
Aneska Aliaskim, perempuan pertama yang berani mengajak Gavin berbicara meskipun hal itu adalah demi tugas.
link di bio
****
Guys cerita ini memiliki konflik ringan ya, tapi ml nya memang agak memiliki sifat yang jelek. Kalian bisa menilai sendiri, Gavin termasuk Greenflag atau Redflag?