Ini adalah kisah sederhana tentang dua orang anak manusia yang mencoba berkelana kemanapun kaki mereka bisa melangkah. Tak ada yang dapat memprediksi sampai kapan kebersamaan mereka akan bertahan. Mungkin sebulan, dua bulan, setahun, atau barangkali selamanya. Banyak cerita yang telah mereka lewatkan bersama. Hingga akhirnya cinta datang dan merusak kebahagiaan diantara mereka. Kebahagiaan untuk bisa saling bersama. Kebahagiaan untuk bisa saling menjaga. Kebahagiaan atas nama persahabatan! "Jangan salahkan cinta jika kau hanya mengenalnya lewat tatap pertama. Bukan salah cinta jika cinta memberikan cinta untuk bisa dicinta. Faktanya adalah, tak ada satupun insan yang bisa hidup tanpa mencinta dan dicinta." (Adrian) "Aku mencintaimu dengan kedewasaan. Lewat tatap mata, namun tak langsung turun ke hati. Ada proses yang mengharuskanku membawanya ke atas, ke dalam pikiranku. Dan skak mat! selalu ada kamu di dalamnya." (Rania) Kisah perjalanan Rania dan Adrian akan membawa kita ke dalam dimensi yang berbeda. Dimensi dimana kaum remaja seharusnya berada. Ini bukan soal hidup berfoya-foya, tapi tentang bagaimana menyatukan dua hal yang berbeda menjadi satu alur yang bisa berjalan bersamaan. "Traveling atau Menulis?" Sepertinya tidak ada kutub yang mengharuskan keduanya menjauh. Keduanya memang berbeda. Tapi bukankah magnet dengan kutub yang sama akan saling tolak menolak. Demikian sebaliknya, dua kutub yang berbeda akan berusaha untuk saling menarik satu sama lain. Dengan kuat, tanpa pengecualian.