"Hei, aku mau tanya. Kenapa sih kau selalu bisa menemukanku? tidak seru tahu, kau selalu menang mudah kalau main petak umpet," ujar si gadis kecil sambil cemberut, berusaha terlihat marah, tapi pipi tembamnya malah membuatnya semakin menggemaskan. "Weee~ marah ya? takut ah," balas si bocah laki-laki yang duduk di sebelahnya. "Seriussss!" balas si gadis sebal, melempar boneka beruangnya ke arah sahabatnya itu. "Ahaha~ maaf-maaf. Mungkin ... hmm ... karena kau adalah temanku." Si gadis terdiam, tampak tak mengerti. Melihat wajah bingung sahabatnya, bocah laki-laki berambut pirang itu tersenyum dan mengacak pelan rambut si gadis. "Teman tidak akan pernah meninggalkan satu sama lain. Karena itu, di manapun kau bersembunyi, aku pasti akan datang untuk menjemputmu." "Benarkah? Janji ya!" "Iya, janji!" Dua kelingking itu saling bertaut. . . . . "Tak peduli di manapun kau berada, aku pasti akan menjemputmu, aku akan menyelamatmu." Revolver hitam berada dalam genggaman tangan berlumur darah darah. Seorang pemuda berambut pirang bersembunyi dalam gelapnya malam. "Karena kita adalah teman."All Rights Reserved
1 part