"Kenapa Nath?" tanya Theo.
"Kucing gue, Yo."
"Kenapa emang?" tanya Theo lagi. Kali ini sambil ikut-ikutan mendongak ke atas pohon.
"Tuh naik pohon tapi kagak bisa turun."
"Oh, tenang aja..."
"Lo mau bantuin gue?" Nathalie menatap Theo dengan mata berbinar-binar.
"Kata siapa?" tanya Theo bingung.
"Lah dari nada suara lo,"
"Suara gue emang gini, penuh perhatian dan baik. Tapi ya cuma suara gue. Gue aja kagak bisa manjat pohon, ngapain ngambilin kucing elo." ujar Theo sambil ngeloyor pergi.
Nathalie cuma bisa menggeram sebal. Akhirnya dengan sangat terpaksa, dirinya yang naik ke pohon. Mengambil si meong, kucing kesayangannya.
Menurut Nathalie, Theo itu cowok paling nggak guna, sedang menurut Theo, Nathalie itu cewek drama. Udah tau bisa manjat masih aja minta tolong. Yaelah, Yo, namanya juga cewek. Kalo ada cowok maklum dong mereka minta tolong ke cowok. Keduanya jarang akur meski tetanggaan udah belasan taun. Maka nggak heran, saat papa mama Nathalie ngejodohin dirinya dengan Theo, Nathalie langsung kepingin gantung diri di pohon ceplukan. Rese banget sih ortunya? Dan Theo? Cowok itu cuma cengar cengir nggak jelas. Dan bagi Nathalie, semuanya sudah tamat. Kiamat!
Semua orang tahu, seberapa tak suka nya Sabrina Mysha dengan dosennya yang bernama Bima Wiratama Surya.
Karena pria itu selalu menatap tajam kearah nya ditengah jam perkuliahan berlangsung.
Dan, karena satu kondisi, dia harus menjebak dosennya itu ke dalam permainan penuh gairah.
Apa Mysha berhasil menuntaskan aksinya? Atau dia yang terjebak dalam permainan yang dia buat sendiri?