Senja kali ini terasa berbeda. Langit berwarna kelam dan angin berhembus lebih kencang dari biasanya. Suhu dingin mulai meraba tulang. Burung - burung terlihat terbang terburu - buru menuju sarang. Pepohonan pontang panting menjaga keseimbangannya. Hujan. Sebagian orang sangat membenci kedatangannya yang katanya mengusik kenyamanan. Namun, sebagian lain sungguh bahagia karena menganggapnya sebagai berkah dari Tuhan. Bagaimana denganku? Aku menyukai hujan selayaknya siang menyukai malam. Selayaknya pantai menyukai batu - batu karang. Menurutku, hujan sungguh pandai memanipulasi air mata mengubahnya menjadi rasa nyaman karena merasa bahwa alam ikut menangis bersamanya. Cerita ini. Tentang hujan dan kamu. Tentang pedih dan suka yang meluap karenamu. Aku berikan seutuhnya cerita ini untukmu. Tak kurang dan sungguh aku tak melebih - lebihkannya.