Lelucon macam apa ini, Tuhan? Kenapa setelah delapan tahun, Kau kembali mempertemukan kami? Kenapa disaat aku mulai melupakan dia? Dia masih sama, bahkan bertambah tampan. Dengan bahunya yang tegap dan dadanya yang bidang. Dia masih sama. Suka sekali menggoda ku. Suka sekali melihat aku malu. Suka sekali melihat ku marah-marah. Laki-laki ku yang manis dan ramah telah berubah menjadi pria dingin tak berperasaan. Dan saat aku mendengar suaranya, aku tahu bahwa semuanya tidak lagi sama seperti dulu. -Alexis Rima Wijaya Aku tidak tahu takdir seperti apa yang Kau tuliskan untukku. Aku tidak tahu kenapa setelah delapan tahun berlalu, Kau kembali mempertemukan kami. Memposisikan dia sebagai sekretaris ku, memungkinkan aku untuk selalu melihatnya. Dia masih sama, bahkan bertambah cantik. Dengan rambut coklat nya yang bergelombang dan senyum manis yang selalu terukir diwajahnya. Dia masih sama. Bahkan caranya merona malu saat ku goda. Caranya berbicara dengan ku saat sedang marah. Gadis kecil yang manis telah berubah menjadi wanita dewasa dengan segala pesonanya. Dan saat aku tahu bahwa aku tidak pernah melupakannya, aku sadar bahwa kenyataan membuat semua tidak lagi sama seperti dulu. -Ferdinand Surya Sumirat