Sesudah seseduh yang terakhir ini, kopi hitam berkepul asap, yang hanya berperasa pahit tidak mempunyai sedikit pemanis, tak layak untuk memulihkan hati yang rapuh tidak bepegang teguh. Sekarang Hujan dikedai kopi ini, kedai ini sepi, pas untuk ku yang kini merenungi diri Dilihatnya dari bingkai jendela, hujan jatuh begitu saja tanpa tau untuk siapa ia terjatuh Tapi tidak dengan air mata ini, Ia tahu untuk siapa dia jatuh. Dan Aku sekarang tahu untuk apa Tuhan menciptakan Hujan, untuk menemani orang yang jatuh agar tidak merasa sendiri. Bahkan Hujan rela jatuh berkali kali untuk menciptakan pelangi Aku hujan sedangkanmu Pelangi, indah tapi sementara Sekarang Aku enggan untuk pindah dari tempat ini, di zona nyaman untuk melukiskan yang ada dihati bahkan kini air mata sudah keluar dari rumahnya membasahi pipi yang seperti hujan lakukan membasahi dunia ini. -Setitik sendu.All Rights Reserved
1 part