Maju atau mundur. Bertahan atau meninggalkan. Itu semua adalah pilihan yang sulit bagi Naura.
Orang bilang, "Penyesalan itu selalu datang terakhir." Ternyata benar, Naura merasakan itu.
Bagi Naura, Arba adalah masa lalu terindahnya. Orang bilang, "Kalau indah, mana mungkin jadi mantan?" Oh, tidak. Naura tidak setuju dengan pendapat itu.
Meskipun status Naura dengan Arba adalah mantan, Naura tetap berjuang untuk mendapatkan cintanya kembali.
Diam, namun bergerak. Itu adalah strategi Naura dalam memperjuangkan cintanya pada Arba--masa lalunya tiga tahun yang lalu.
Cute cover by; rebellionID
@teenlitindonesia
copyright, riskaapram 2017
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan