"Gia gue suka sama lo!" Mendengar kalimat itu Gia berhenti melangkah, diputarnya kepala itu menuju arah sumber suara. Gia tak kuasa menahan air mata yang telah diujung tanduk. Gia menggeleng pelan dan melangkah pergi. --- Hembusan nafas kasar Gia membekas dicermin toilet. Terasa sebuah tepukan dibahunya. "Lo kenapa Gi?" "Ehm-lo Shen, gue gak pa pa," Gia tentu saja berbohong. Jika tidak? --- A/N : Hai cerita kedua judulnya Anggia, vomment yahhh. MakasihhAll Rights Reserved
1 part