Deklasifikasi | ✓
  • Reads 1,976,491
  • Votes 243,560
  • Parts 34
  • Reads 1,976,491
  • Votes 243,560
  • Parts 34
Complete, First published Mar 18, 2017
[Seri Disiden #3]

Sebab banyak yang bilang, seorang eligible bachelor yang suka main perempuan seperti Aksel akan berubah begitu menemukan perempuan yang tepat untuk mereka.



Copyright: All Right Reserved 2017 by Crowdstroia
All Rights Reserved
Sign up to add Deklasifikasi | ✓ to your library and receive updates
or
#5player
Content Guidelines
You may also like
Secangkir Kopi & Pencakar Langit (#1) by fairywoodpaperink
67 parts Complete
CHAPTER 7 - END TELAH DIHAPUS KARENA AKAN SEGERA DITERBITKAN *** "Enak lho, Ta, kalo kita kerja sesuai sama yang kita senengin. Orang suka salah persepsi dengan gimmick kerja sesuai passion, padahal kadang passion nggak harus hobi kan. Bisa aja passionnya kayak lo gini, suka menganalisa." - Satrya Danang Hadinata "Cewek tuh lipstik kek yang ketinggalan, sisir, kaca. Ini kabel hardisk." - Ghilman Wardhana "Sastra itu buat gue seperti membuka mata dan pikiran, sisi kehidupan lain yang mungkin nggak pernah kita jamah. Pemikiran orang yang kita nggak tau. People's idea of a person they loved, they hated. Bikin kita lebih empati, lebih buka mata bahwa dunia kadang nggak selalu hitam dan putih." - Athaya Shara "Cowok ganteng biasanya playboy, Ta!" - Ganesha Akbar "Gua nggak yakin Radhi puasa senin-kamis. Ada angin apa lu? Palingan dia bayar puasa gegara pernah batal puasa ngga tahan pengen ena ena." - Fajar Anugerah "What happened in Munich, stays in Munich." - Larasati Shanaz "Jangan ganggu tayang tayang kami, atau kami block internet kalian semua" - Rahmat Radhian "5 menit lagi, Satrya masih ngeces liatin Athaya di meja Mbak Renny" - Aldrian Meshar *** Di tengah-tengah business district nomor satunya Jakarta, kopi, rokok, meetings, clients, report, after office hour, kaki jenjang cewek-cewek dengan high heels dan cowok-cowok dengan kemeja kerja body fit, Satrya bertemu Athaya. Satrya bisa saja memilih cewek cantik manapun untuk didekati, tetapi dia hanya menyukai Athaya sejak pertama kali tanpa sengaja ia meminta bantuan cewek itu. Sedangkan Athaya sukanya sama Ghilman, yang gantengnya masih kalah sama Satrya. Tapi, Ghilman kan sudah punya pacar.. #1 on What's Hot ChickLit at 20/11/2015, 1/3/2016, 31/4/2016 Copyright © fairywoodpaperink 2015
You may also like
Slide 1 of 10
Someday cover
Hantu Tampan Nakal cover
Red Cherry cover
GAVIN 21+ cover
Parade Ngengat cover
JEFFREY D'ALBERTO(18+ - 21+) (END)  cover
Secangkir Kopi & Pencakar Langit (#1) cover
Wisdom cover
BETTER THAN THIS - TERBIT (Seri Pertama Always) cover
Compliantwin cover

Someday

55 parts Complete

[SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU] Samantha menjalani hidupnya bagai di negeri dongeng. Ia menikah dengan teman sekolahnya, William, dan hidup bahagia meski tidak dikaruniai anak. Dunianya serasa runtuh saat sang suami divonis mengidap kanker mematikan, yang mengharuskan William untuk segera memperoleh keturunan sebelum terlambat. William tak mampu. Dan hanya ada satu cara untuk mewujudkannya. "Apa yang kamu minta dariku, adalah mustahil." Bisik Samantha ketakutan. "Sam...hanya ini satu-satunya cara. Wasiat Ayahku sudah jelas. Perusahaan yang ia tinggalkan ini, semua kerja keras yang kubangun dari puing-puing sejak Ayah meninggal ini, hanya akan jatuh padaku, anak-anakku, atau Hansel sepupuku. Kita sama-sama tahu bagaimana bajingannya sepupuku itu." "Dengan segala hormat, Liam, dia sama bajingannya dengan Kakakmu--yang kamu minta untuk menghamili aku." "Sam..." William menunduk penuh rasa bersalah. Namun tak sedikit pun ia mengurungkan niatnya. "Aku tidak akan memintamu melakukan ini kalau saja aku punya pilihan lain. Kakakku, adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan aku. Kami sedarah dan setelah semuanya usai, anak itu akan menjadi milik kita, darah daging kita, hak waris kita yang sah. Tidak akan ada yang tahu soal ini selain kita bertiga." "Aku yakin bajingan itu tidak akan setuju dengan ide sintingmu." Liam tersenyum tipis. "Namanya Ralf. Dan dia tidak sepenuhnya bajingan. Lagipula, Sam, keputusan ini mutlak ada di tanganmu." ***