AIR MATA DI BALIK PARAS CANTIK
7 Parte Ongoing Di antara dinding-dinding megah yang kini terasa seperti keranda, aku berdiri, sebuah bayangan yang nyaris tak terlihat oleh mata dunia. Udara dingin mansion Park memelukku erat, seolah ikut meratapi jiwaku yang terkoyak. Setiap sudut, setiap lorong, berbisik tentang kenangan yang dulu manis, kini pahit. Di sini, di tempat yang seharusnya menjadi surga, aku menemukan neraka.
Aku adalah Jaeyun, nama yang pernah disebut dengan cinta oleh orang yang paling kupercaya. Kini, nama itu terasa hampa, hanya gema dari kehormatan yang telah direnggut, dari kepercayaan yang telah dihancurkan. Di bawah tatapan dinginnya, di bawah bayangan fitnah yang menari-nari, aku kehilangan segalanya. Cinta yang kubangun dengan segenap jiwa kini retak, pecah menjadi serpihan tajam yang menusuk setiap tarikan napas.
Malam-malam panjang adalah penyiksaanku. Kesunyian membungkam, namun di dalamnya, jeritan hatiku bergemuruh. Aku merindukan sentuhan yang dulu menghangatkan, tatapan yang dulu penuh kasih. Kini, yang kudapatkan hanyalah dinginnya pengabaian, panasnya amarah, dan kehancuran yang tak terbayangkan.
Aku telah dikhianati, difitnah, dan dihukum. Bukan oleh musuh, melainkan oleh mereka yang seharusnya melindungiku. Sunghoon, cintaku, pahlawanku, telah berubah menjadi sosok asing yang asing. Di matanya, aku melihat kebencian yang dalam, cemburu yang membakar, dan keputusasaan yang sama denganku. Namun, penderitaannya berbeda. Ia terbelenggu oleh kewajiban, aku terbelenggu oleh rasa sakit.
Di sudut hatiku yang paling gelap, aku bertanya: Apakah ada akhir dari semua ini? Apakah kedamaian akan pernah kembali menyentuh jiwaku yang hancur? Atau apakah aku ditakdirkan untuk selamanya menjadi bayangan, hidup di tengah-tengah kebahagiaan yang bukan milikku, membawa luka yang tak akan pernah sembuh?
Ini adalah kisahku, sebuah perjalanan yang dimulai dengan janji-janji manis, namun berujung pada kesedihan yang tak terlukiskan. Ini adalah kisah tentang pengorbanan, pengkhianatan, dan kehancuran.