Story cover for [Chaptered] Social vs Science! by fuyuadakio
[Chaptered] Social vs Science!
  • WpView
    Reads 586
  • WpVote
    Votes 40
  • WpPart
    Parts 5
  • WpView
    Reads 586
  • WpVote
    Votes 40
  • WpPart
    Parts 5
Ongoing, First published Mar 23, 2017
Kehidupan selalu menyajikan sebuah cerita,tak terkecuali kehidupan para remaja yang tengah berlomba menimba ilmu. Sekolah elit,yang menciptakan jarak bagi mereka yang berkemampuan dan yang tidak digariskan oleh yang kuasa dengan hal tersebut. Dalam berbagai hal,akan tercipta banyak kesenjangan satu sama lain. 

    IPA dan IPS...

Contoh dari dua hal yang memiliki kesenjangan tersebut. Memperlihatkan karakter orang orang didalamnya yang masing masing amat sulit menyatu. Asumsi asumsi dari kebanyakan orang menjadikan kedua jurusan itu disematkan level kualitas para siswanya yang kerapkali level itu menjadikan mereka dipandang sebelah mata

     Jurusan yang selalu orang katakan dihuni para jenius,mereka yang bermasa depan jelas. Mereka yang memiliki kelebihan dalam berbagai bidang. Serta merekalah orang dengan segala kemampuan dibawah anak yang lain... Jurusan IPA

     Berikut,jurusan yang selalu orang katakan sebagai buangan bagi mereka yang gagal dalam segi akademik. Mereka seringkali dipandang sebelah mata,siswa dengan gelar tak mampu yang tersemat untuk mereka. Orang orang tak berkeinginan melirik mereka. Padahal mereka pun mampu. Mereka bisa,namun asumsi asumsi yang kemudian mengubur bakat terpendam mereka. IPS

  Kedua jurusan ini... Akan selalu dipertemukan sebagai dua pesaing. Berkompetisi mendapatkan tempat,berkompetisi untuk menaikan pamor dan memperbaiki citra buruk. Dalam ajang 'Best Student' Pembuktian kejeniusan mereka dengan masing masing ciri yang khas. Segala kelebihan yang berusaha melebihi kekurangan.

  Mereka berbeda,mereka bersaing dengan segala kekurangan juga kelebihan...
Public Domain
Sign up to add [Chaptered] Social vs Science! to your library and receive updates
or
#15hunzy
Content Guidelines
You may also like
Don't Talk About Money by catheryn99
55 parts Complete
Pernah ga sih? Kalian sekelas sama anak beasiswa yang ganteng banget, pinter banget, tapi juga sombong banget. Padahal dia tuh miskin banget :( Bukannya Irin judging nih, tapi pernah sekali waktu dia sekelompok sama Tama dan maksa buat kerkel di rumahnya untuk tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia, dan Irin baru tahu, ternyata di Jakarta masih ada ya rumah yang base nya dari kayu tanpa di semen. Letaknya dalam gang kumuh yang bau sampahnya kemana-mana. Tapi jujurly, kalian ga bakal lihat Tama seperti lingkungannya itu, walau dia juga ikut milah sampah yang bisa di daur ulang atau bisa dijual lagi sama bapaknya, semua hal ini yang mendukung Tama mendapat beasiswa untuk berkuliah di universitas terbaik, di tempat yang sama dengan Irin, lewat jalur surat keterangan tidak mampu. Tapi Irin sangat kagum sama Tama, bukan karena wajahnya aja yang tampan, walau hidup Tama terlihat jauh lebih susah dari Irin yang turun naik Jazz ke kampus, Tama ga pernah sekalipun terlihat mengeluh, ga kaya Irin yang perasaan hidupnya ngeluh mulu, malah pinter juga masih pinteran Tama, makanya Irin suka sama Tama, kalo kata Irin sih suka aja, ga yang gimana-gimana, tapi Irin tuh jadi suka ngintilin Tama, minta sekelompok sama Tama, minta diajarin Tama, mau makan bareng Tama atau bawain bahkan beliin Tama makanan, nawarin Tama balik bareng, mau main ke rumah Tama, sampai Tama tuh jengah, dan dari situ Irin menyimpulkan Tama sombong berikut berpemikiran sempit. "Kamu bisa ga? Ga usah dekat-dekat dengan saya? Saya ga butuh belas kasihan kamu, Irin. Jangan bawain saya makanan lagi, ga perlu tawarin saya pulang bareng kamu karena saya bisa sendiri. Jangan masuk ke dunia saya karena kamu tidak cocok. Kamu tidak perlu menempatkan diri sebagai saya karena kamu tidak tahu bagaimana kehidupan saya berjalan. Tapi di luar semua itu, saya bisa menjalankan hidup saya sendiri, tanpa bantuan kamu" Tapi, prinsip Irin tetap satu sejak awal. "Kamu lihat aja, kamu bakal balik dan ngemis cinta sama aku!"
A MEMORY BETWEEN US | HARQEEL [ON GOING] by HanifAlIhsan
39 parts Ongoing
Aqeela Fernandez punya dunia sendiri-penuh warna, tawa, dan sedikit kekacauan. Mahasiswi Desain Komunikasi Visual ini dikenal cerewet, ceria, dan paling anti ikut aturan hidup... termasuk soal perjodohan. Maka dari itu, saat seorang pria asing bernama Harry Vaughan tiba-tiba nongkrong di teras rumahnya sambil ngetik laptop dengan santai dan mengaku sebagai calon suaminya, Aqeela langsung panik. Katanya, perjodohan itu hasil ide konyol dari mama Aqeela dan mama Harry yang bersahabat sejak muda. Yang bikin tambah kesal? Kenapa dia yang dijodohkan duluan, bukan kakak-kakaknya? Aqeela memutuskan kabur ke apartemen demi menjauh dari "drama keluarga." Tapi belum genap satu hari tinggal sendiri, datanglah masalah baru: seorang anak perempuan empat tahun yang tersesat... dan secara ajaib, wajahnya mirip Aqeela kecil. Lebih parahnya? Tetangga sebelah apartemen itu ternyata adalah Harry. Lagi. Terjebak dalam situasi tak terduga, Aqeela dan Harry pun menjadi "orang tua dadakan" untuk anak kecil bernama Raqilla. Awalnya hanya penuh drama dan protes, tapi hari demi hari, Aqeela mulai merasakan sesuatu yang ganjil-rasa familiar, deja vu yang menyakitkan, dan momen-momen tertentu yang membuatnya seolah... pernah melalui semua ini sebelumnya. Harry tetap tenang. Ia selalu memperlakukan Aqeela dengan lembut, seolah menyimpan rahasia besar yang belum waktunya diungkap. Di tengah kebersamaan yang terpaksa tapi perlahan terasa nyaman, Aqeela mulai mempertanyakan: Apakah ini benar-benar awal... atau hanya lanjutan dari kisah yang pernah ia lupakan?
You may also like
Slide 1 of 9
IPA & IPS (COMPLETE) cover
ʜᴜᴍᴀɴɪᴏʀᴀ cover
Anthares cover
More Than It Seemed cover
IPA vs IPS [BOYLOVE] cover
IPA VS IPS [END] cover
Don't Talk About Money cover
A MEMORY BETWEEN US | HARQEEL [ON GOING] cover
Love In Algorithm cover

IPA & IPS (COMPLETE)

43 parts Complete

[ P R I V A T E R A N D O M ] . . Jurusan adalah sebuah pilihan yang dipilih oleh masing-masing pribadi. Diukur dalam kemampuan dan kecerdasan otaknya. Tapi bagaimana jika cinta tumbuh diantara kedua belah pihak yang bersengketa? Jurusan IPA & IPS memang selalu menjadi pembicaraan hangat antara kecerdasan dengan kebodohan. Bagaimana jika mengubahnya? Bukankah seharusnya jurusan IPA & IPS diibaratkan seperti sepasang sepatu? Saling membantu dan melengkapi. Jika tidak ada sepatu sebelah kiri, bagaimana caranya memakai sepatu sebelahnya? Bukankah tampak tidak cocok dan tidak berguna lagi jika salah satu dari mereka dihilangkan? Begitulah IPA & IPS seharusnya, saling melengkapi. Bukankah Tuhan menciptakan sesuatu selalu berpasangan? 📌sebelum baca mending follow akun penulis terlebih dahulu karna sebagian cerita di private random. 📌mengandung rude words dan kiss scene untuk keperluan cerita, yang tidak suka jangan dibaca yaa^^ 2016 📍Copyright © by : Sucia Melani Putri