Hirup pikuk kota terhempaskan oleh sayup gemetar 2 orang anak remaja. ia adalah Tri Arya dan Teguh yang lemas gemetar dikarenakan di tilang Polisi, bahkan si Teguh sampai lemas bagaikan tak makan 1windu . Maklumlah ia baru kali ini berhadapan dengan pak polisi. "Hei.. mau kemana kamu " tanya pak Polisi " Mau..mau ..mau... ke toko plastik pak " sahut Tri Arya " Iya pak mau...beli...se..se...dok buat praktek"Jawab Teguh. Mereka berdua pun ibarat di terjang badai besar kala itu. Apalagi pas mereka tidak membawa apa apa. " Bagaimana ini aku tidak bawa apa apa" kata Teguh " Aku bawa tapi cuma cukup beli sendok plastik doang " sahut Tri Arya " Sini dulu dek kalian bapak tilang dulu" kata pak polisi. " Mengapa kamu tak memakai helm ,kamu sayang nggak sama kepalamu " ( sambil mengelus kepala kami berdua ). "kami lupa pak " Celoteh kami berdua. Keadaan semakin kacau di saat mega mendung menutupi sinar mentari yang menerangi kota tersebut.Selepas itu hujan pun turun dengan derasnya.Kami berdua pun bingun akan kemana kita berlindung. " Gimana ini jika mamahku tahu dan murka" tanya teguh . " Sebentar saya telepon dulu pamanku , mudah - mudahan Pamanku juga tidak marah" Gumam Tri Arya.( sambil mengetikan nomor telepon paman). " Halo paman ini aku Tri Arya ,Paman tolong saya ada di pos polisi di tilang tolong Paman kesini ya "Tri Arya menerangkanya . " Iya Paman segera kesana , tapi sabarya disini hujan deras sekali" .Desis Sang Paman. Di saat seperti itu tibalah Paman Tri Arya.dari arah utara dari pos polisi tempat kita berdua menunggu. " paman... paman ...paman " Sorak Tri Arya sambil melambaikan tangannya. paman pun menghampiri kita berdua.Sambil menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepada pak polisi. " Keponakan bapak tidak memakai helm "kata pak polisi " saya minta maaf " kata paman " ya sudah jangan diulangi lagi ya " gumam pak polisi Dari kejadian itu kami sadar betapa berhaganya nyawa