In every mouthful of food, there are words that may not have been uttered.
Jenar dan Damian pernah saling mencintai-lalu berpisah dalam diam. Jenar memilih untuk pergi, meyakinkan diri bahwa her loves not enough. Damian di tempatnya, ngga menyadari bahwa kehadiran Jenar adalah yang paling ia butuhkan.
Bertahun-tahun kemudian, takdir (yang mungkin sudah ada dalam game plan Damian) mempertemukan mereka kembali di Chiang Mai. Dalam meja makan yang sederhana, dalam aroma nasi hangat dan suara sendok bergesekan, mereka perlahan membuka kembali luka, kenangan, dan rasa yang belum selesai.
Melalui flashback, obrolan hangat, dan momen sunyi di Chiang Mai, Jenar dan Damian mencoba untuk bisa being themself, being present, and learn.
Novel ini adalah surat cinta untuk semua yang pernah merasa tidak cukup, untuk mereka yang pernah pergi, dan yang sedang belajar untuk kembali dan keberanian untuk mencintai dengan utuh-dimulai dari satu meja makan.
Illustration by Larasaty Laras
Kania Sekar Melati gadis berusia 20 tahun itu harus putus kuliah, dan bekerja di sebuah rumah mewah milik duda kaya beranak satu yang bernama Bagas Adipati Wiratmodjo. Keputusan itu dilakukan tanpa sepengetahuan keluarganya.
Sampai ketika akhirnya ia mendapati situasi yang mendesaknya. Ia di hadapkan dengan tawaran yang membuatnya tak bisa berpikir banyak.
Akhirnya ia memutuskan hal yang tak pernah ia bayangkan ketika harus menerima tawaran untuk menjual dirinya pada Bagas Adipati Wiratmodjo.