Della
Aku bahkan mengenalmu, bukan untuk keinginanku.
Aku mengenalmu, karna kau mengenalku...
Davin
Aku mencintaimu dengan caraku sendiri. "Diam, berteriak, menangis, dan tersenyum. Bahkan, aku bisa berbuat gila."
***
"Lo ngapain ngikutin gue terus. Bahkan sampe kesini segala?"
"Masalah?" kini Davin menatap Della seraya ia menyimpan handphonenya diatas meja.
"Suka-suka dong'' tanganya kini dengan cepat mengambil bungkusan plastik milik Della yang didalamnya ada 1 buah novel dan 3 CD musik. Tanpa ijin seperti biasa, Davin langsung mengambil novel itu dan membacanya
"Sabar... sabar" ucap Della dalam hati
"Now tell me. Kenapa lo tertarik buat kerja jadi assistant manager?" Tangannya sibuk membalik-balik kertas
"Emm.. simple sih."
"What"
"Gue ngefans sama bramesta, gue dapet kabar lowongan di agency lo. Gue ngelamar dan akhirnya diterima."
"And than. Keuntungan yang gue dapet. Exacly gue dapet gaji walau ngga seberapa, dan... gue dapet akses kalo gue pingin ketemu Bramesta. So.. pada akhirnya gue berakhir disini ketemu makhluk kaya lo"
"Good to hear, tapi kata-kata lo yang terakhir ko sedikit nyinggung yah"
"Itu artinya, kata-kata gue nyata adanya. Harusnya lo yang udah diciptain dengan good looking gini perbaiki jugalah sikap lo yang nyusahin orang. Lo tuh ya ngga mikir apa? Sikap lo kadang-kadang jinak, baek banget. Terus tiba-tiba marah-marah, terus jadi pendiam seribu bahasa dan terakhir lo jadi anak-anak"
"Cukup? Udah? Lo muji atau apasih" diletakannya novel itu, aura mukanya berubah tidak sesantai tadi
"Manusia ngga selalu diciptain sempurna Del. Kita bukan tuhan yang perfect. Pasti ada cacat-cacatnya lah sedikit" tangannya mengaduk cappucinno pesanannya tadi searah jarum jam. Dengan pelan ia terus mengaduk dan sesekali dimasukan tambahan creamer kedalamnya, dicicip sedikit lalu diaduk kembali.
Karena dia adalah orang yang telah mengajarkanku ini..
Sesuatu yang dinamakan cinta
Cover; Credit by chocoberry
"Kau tidak akan hamil,"
Kegiatan Abigel yang tergesa-gesa ingin meminum obat yang baru saja ia temukan didalam laci terbatuk seketika mendengar suara berat dari belakangnya. Dan___ sejak kapan pria itu berdiri disitu?
"Maksut om?"
"Saya tidak bisa punya anak,"
Wajah panik Abigel berubah kaget, jadi maksutnya pria jangkung berbadan kekar didepannya ini mengatakan bahwa dirinya tidak subur? Alias infertilitas?
What?
Dirga mendekati perempuan yang sekarang terduduk lemas dengan selimut tebal yang masih membungkus tubuhnya.
Entah karena syok akan ucapannya barusan atau baru teringat dan menyesali akan kejadian semalam, atau apapun itu ia tidak peduli.
"Kau memang tidak akan hamil, tapi Jangan sampai ada rumor yang tidak jelas, saya benci dengan scandal, kau pahamkan apa saja yang bisa kuperbuat, jadi jangan coba bermain-main lagi denganku," peringat Dirga.
Setelah meninggalkan sebuah cek bernilai ratusan juta diatas nakas. Pria itu berbalik dan pergi dari sana dengan gaya angkuh-nya.
____
Abigel menatap nanar benda yang berada ditangannya. Bagaimana bisa ucapan yang ia dengar beberapa hari yang lalu bisa semeyakinkan itu ditelinganya.
"Sekali bikin langsung jadi? Dasar om om jelek!"
"Katanya aman, gak bakal hamil,"
"Ini kok garis dua?"
____
Penasaran? Baca kuy!
18+
Revisi nunggu cerita tamat🙏