dikala jarum waktu berdenting menari mengelilingi bundarannya, diakala itu aku tersentak, aku termenggu, pandanganku kosong , fikiranku terus berimajinasi,fikiranku terus berandai-andai. aku ingin menghentikan dentingan waktu itu , seolah hati menjerit , aku tak ingin waktu berlalu , aku ingin waktu berjalan mundur, agar aku dipertemukan kembali dengan sosok wanita berhati lembut yang tiada bandingnya yaitu ibu. dikala malam datang disitu sepi juga ikut bertamu, disitu rindu semakin terasa , rindu semakin menggebu , rindu itu menjerit seakan ingin terlepas dari wadahnya, dikala sunyi tiada getar,tiada nada,tiada alunan , diruang hampa ini aku meneteskan air mata, alasan air mata menetes bukan karena tersakiti , alasan air mata menetes bukan untuk pemilik hati , namun dia yang selalu dihati yaitu ibu. aku hanya punya satu ibu.kepada siapa harus aku sampaikan rinduku ini.aku telah berpesan kepada merpati namun dia tak mengerti, aku mengadu pada alam , namun alam tak membalas , aku mengadu pada ciptaan tuhan namun mereka tak bersuara. sungguh egois bukan! kini suasana hatiku semakin kelam layaknya malam tanpa bulan, siang tanpa matahari, hujan tanpa air , hanya jeritan rindu yang aku rasakan dan entah sampai kapan rindu ini temukan tuannya
[Brothership, Familyship, & Bromance Area]
[Not BL!]
.
.
.
Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu.
"Tuan muda telah tiada."
Begitu katanya.
Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka.
Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata.
"Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu."
"Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah."
"Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi."
"Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah."
"Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?"
.
.
.
Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.