"Di dalam buku itu tertulis cerita masa laluku." Sambil Samudra menyerahkan buku hariannya ke Rain. "Setelah kamu membaca semua isi di buku itu, kamu boleh membatalkan atau melanjutkan lamaran ini. Pertemukanlah aku dalam ikhtiharoh mu." Lanjutnya Rain hanya membisu menatap nanar buku harian Samudra yang kini di tangannya, banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam hatinya. Kembali dia tatap Samudra yang kini hanya menunduk, dan kedua orang tuanya. Dia putuskan untuk pamit, ingin segera di bacanya buku itu agar hilang rasa penasarannya. "Pak-bu, saya mohon diri untuk pulang, doakan yang terbaik untuk niat ini." Sambil beranjak berdiri. "Iya insya Allah, kamu bisa putuskan yang terbaik." Timbal Mama yang ikut mengantar Rain ke pintu bersama Papa. Samudra tak beranjak dari duduknya, pikirannya melayang entah ke mana. Hanya satu pinta pada-Nya, semoga yang dilakukan bukan keputusan yang salah.