Kehidupan sempurna yang Shafyasa Vandara miliki seolah hancur perlahan, dimulai dari perginya orang yang dicintainya. Kebahagiaan yang dijalaninya selama ini di renggut paksa. Satu persatu kebahagiaan itu hilang meninggalkan lubang menganga dihatinya. Pengkhianatan demi pengkhianatan datang silih berganti mewarnai kehidupan remajanya. Shafyasa Vandara : Bunda, aku ingin menangis malam ini? Deva Arsenio : Kalau mau bangkit jangan setengah - setengah. Termasuk soal hati! Aidan Wafiatma : terimakasih dan maafAll Rights Reserved
1 part