"Aku menunggunya, untuk melihatku..." Meski lincah, aku terkenal ceroboh. Aku tertawa sambil mundur, sebelum menyadari kalau aku menabrak. Kaget, aku malah tergelincir. Jadi aku menarik orang yang dibelakangku. Dia jatuh dan aku berhasil tetap berdiri. Hampir saja. Berniat kabur, dia menangkap tanganku. Tak menoleh, aku menarik tanganku. Tapi dia lebih kuat dan aku ikut terjatuh disebelahnya. Momentum membuat muka kami bertabrakan dan aku mencium pipinya. Sama-sama kaget. Kami menjauh. Dia salah satu teman dari cowok gendut tadi. Reflek, aku langsung menangkap rambutku yang berkeliaran untuk menutupi muka. Mendapati dia yang melotot sambil memegang sebelah pipinya yang bisa kulihat punya jejak lipstick-ku. "lo siapa?" dia menarik tanganku. Aku tak bergeming. Aku melihat kesampingnya dan berteriak, "selamat pagi pak dekan." Dia menoleh dan aku meloncat kabur.