Tareen terdiam seraya menatap keluar jendela. Memperhatikan setiap genangan air yang terus dijatuhi jutaan air hujan dari langit berwarna marun dengan gradasi warna gelap lainnya. Mendengar air dan angin yang saling bersahutan. Mungkin untuk sebagian orang hal ini menyeramkan, mungkin mereka ingin kembali ke kamar dan menutup selimut hingga menutupi seluruh tubuh mereka, tapi Tareen tidak. Tareen terus menatap di balik ruangan yang tak kalah dinginnya. Tareen menitikkan air matanya "Bahkan apa yang ia lakukan padaku lebih dingin dan menyakitkan daripada ini." Ucapnya seraya melihat ponsel nya yang menunjukkan suhu 68°F "Temperaturnya..." Tareen menyeringai saat melihat telapak tangannya yang pucat. "Bahkan membuatku menggigil pun tidak".