Saat ribuan manusia berdesak-desakan dalam arus sentimentil demi sebuah seremonial bernama lebaran dengan baju baru dan perhiasan yang wah untuk bermegah-megah di kampung halaman. Ani dan suaminya menyambut Idul Fitri dengan jiwa yang baru, semangat baru akan kebermaknaan kehidupan. Di sini, hanya dia, suaminya dan Tuhan. Kesatuan yang tak pernah dapat dipisahkan, bersatu dalam cinta. "Gak usah sedih, ni. Kita juga mudik, jiwa kita mudik ke dalam hati, tempat Sang Maha Pengasih bertahta" hibur suaminya "Kampung kita yang sebenarnya adalah di mana nanti kita dikubur ni" lanjutnya.