Lo bisa nggak kalau jalan liat liat!?
"Gue minta maaf, lo nggak papakan?"
"Lu nggak liat baju gua kotor kayak gini,makanya tuh kacamata lepas biar lu bisa liat!"
Sumpah yah nih cowok buat gue tambah kesal, mana tuh kaca mata kaga mau dilepas lepas lagi
"Eh lo nggak papa baal?"
Dih siapa lagi nih orang, bukanya minta maaf dan ini juga cowok kenapa diam mulu.
"Lain kali kalau jalan liat liat, kan baju gua jadi jadi kotor kayak gini"
"Maaf yah mba,tapi nggak usah kasar gitu boleh?
What? Yang kasar siapa,emang gue bener kalau jalan liat liat untung cuman baju gua kenapa napa kalau guenya sendiri gimina, sumpah mood gue hancur lagi
"Ah? Kasar? Yang kasar juga siapa coba?
"Udah di gua nggak kenapa napa kok"
Ya iyalah kaga apa apa, lo yang nabrak gue terus gue juga disalahin untung gue sabar kan bahaya kalau nih kafe jadi ancur gara gara gue
"Habisnya jadi cewek kok kasar banget omongannya"
"Bentar? Lo yang salah tapi kenapa gue yang disalahin?
"Loh emang salah, lu juga jalan nggak liat liat "
"What? Aishh oke gue minta maaf , tapi nih teman lo tadi dari diam mulu dan nggak minta maaf!"
"Di udah, gue minta maaf yah gue nggak sengaja"
"Ok gua maafin, tapi kalau mau jalan nggak usah pake kacamata apalagi kacamata item kayak gitu nggak cocok buat lo!"
"Lo bisa nggak ngomong baik baik sama teman gue ah? Bentaknya dan gua cuman diam
Perasaan gue dari tadi nggak ngomong kasar, nih orang lagi pms atau apasih kok ngeselin anjir parah
"Gua heran, gue nggak ngomong kasar perasaan dari tadi dan emang buktinya kayak gitukan?
"LO BISA JAGA SIKAP OMONGAN LO AH?!, TEMAN GUA INI BUTA DAN LO MALAH NGATAIN NGATAIN DIA!?
deg...
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.