Valerie Richmond.
Gadis biasa yang cantik, kegiatan sehari-harinya adalah membaca novel, nongkrong, dan balapan mobil, terutama ia selalu dijahili abang laki-lakinya. Valeno Richmond.
Oke, ralat. Valerie bukan seorang gadis biasa, ia adalah anak dari pasangan Rooney Richmond dan Shayna Clarkswark. 2 pengusaha besar yang disegani dan ditakuti oleh pengusaha lainnya.
Valerie, memang bad girl yang suka balapan liar, ehmm.. bukan suka lagi, ia sangat mencintai balapan walaupun itu sangat berbahaya untuk gadis 17 tahun sepertinya. Sama dengan abangnya Valeno yang sudah berumur 18 tahun, ia juga sangat menyukai balapan. Tetapi jangan remehkan kualitas otak kakak beradik itu, walaupun nakal mereka adalah siswa dan siswi terpintar di sekolahnya masing-masing. Valeno bersekolah di Sky High, sedangkan Valerie di Sane-Specta International School.
•••
Suatu malam, Valerie seperti biasa datang ke tempat area balapan liar diadakan. Ia tidak mengetahui bahwa malam itu adalah malam kebahagiaaan buat sahabatnya dan malam menyebalkan baginya, karna bertemu dengan pembalap cewek yang sok-sok an menantangnya ditambah soerang cowok super menyebalkan yang juga mengajaknya untuk berbalapan. Valerie akui kalau cowok itu memang tampan, tetapi ia benar-benar kesal dengan cowok tengil tersebut. Laki-laki asing yang Valerie sendiri tidak tahu dan tidak ingin tahu nama pemuda tersebut.
Kekesalannya bertambah karna orang tuanya memindahkan dia ke sekolah yang sama dengan abangnya yang artinya ia akan pindah di kelas 11 semester 2. Sekolah yang dimiliki oleh adik ayahnya, Ben Richmond. Sekolah bergengsi bernama Sky High International School.
Dari situ, permainan takdir Valerie dimulai.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.