"Kamu tahu, betapa istimewanya bisa merasakan apa namanya mecintai dan dicintai, memahami apa namanya saling mendukung, saling memperjuangkan hidup, kamu sendiri yang menulis dalam ceritamu pernikahan itu sebuah perangkat yang mengomplitkan separuh ibadah, bukan?! kupikir kamu lebih paham dibanding aku. Kamu hanya berusaha menyangkal. Karena tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian. Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian Adam. Kamu begitu kaya akan teori namun sangat payah akan praktek." persahabatan Tulip dan Emi dimulai setelah terlibat kerjasama di sebuah agensi penerbit buku. Tidak sanggup Emi membiarkan sahabatnya hidup menyendiri terus, beberapa lelaki di sodorkan untuknya. Tapi Tulip yang menderita gamophobia selalu punya banyak alasan untuk menolak. Akhirnya, Emi menyusun rencana tanpa diketahui Tulip dan lelaki yang akan dijodohkannya. Yups, ia ingin meninggalkan ini terjadi secara alami. Tanpa diduga apa yang direncanakan Emi berjalan mulus. Lelaki yang ingin dijodohkan Emi benar-benar tertarik pada Tulip. Tapi bukan karena cinta. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkannya, termasuk diam-diam ia meminta bantuan Emi tanpa Tulip ketahui. Tak ada perjuangan yang sia-sia, akhirnya mereka bisa sampai ke pelaminan. Emi yang paling bahagia dibanding kedua mempelai. Karena Tulip menerima lelaki itu bukan karena cinta, dan lelaki itu mengejar Tulip hingga akhirnya berhasil mendapatkannya, juga karena bukan cinta. Apa alasan mereka memutuskan menikah jika bukan karena cinta ? Bagaimana mereka menjalani sebuah rumah tangga tanpa cinta?. Apakah mereka akan menemukan cinta dalam pernikahan ? atau pada akhirnya lebih baik jalan sendiri-sendiri ? *Gamophobia = orang yang takut menikah -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- lansung capcus ke chapter 1 yu....