Karamel [Completed]
  • Reads 150,931
  • Votes 6,825
  • Parts 50
  • Reads 150,931
  • Votes 6,825
  • Parts 50
Complete, First published Apr 25, 2017
Keluh kesah yang mungkin di alami Karamel juga mungkin di alami oleh remaja seusia kalian. Seorang anak yang hanya ingin memiliki bahagia. Tapi begitu sulit untuk diraih. Seorang anak yang hanya minta diperhatikan justru malah diacuhkan. Seorang anak yang hanya ingin tau arti cinta tapi selalu tersayat batinnya. 

Akankah Karamel mengerti apa itu cinta dan bisa menemukan bahagia dalam hidupnya? Ataukah hanya menderita sampai akhirnya tuhan mencabut nyawanya? 

Baca ceritanya sampai habis ya guyss, biar kalian tau gimana ending dari cerita ini!!! :)
All Rights Reserved
Sign up to add Karamel [Completed] to your library and receive updates
or
#667completed
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
INSECURE LOVE (END) cover
Putih Abu! 3  cover
new house for prince (transmigrasi)  cover
Cahaya [COMPLETED] cover
Sahabat untuk Lily [OPEN PRE-ORDER]✓ cover
WHY NOT ME?  cover
Love Is Complicated (END) cover
BEREINKARNASI DI DUNIA KULTIVATOR cover
PRINCESS PATAH HATI (tamat) cover
SUPERCUT ✓ cover

INSECURE LOVE (END)

81 parts Complete

[ YU DI FOLLOW DULU YUUU ] _AREA DI LARANG INSECURE!!!_ "Gue buruk banget ya?" lirihnya, bertanya ntah pada siapa. Fay tersadar, ia mengusap kasar air matanya. "Harus ya, semua cewek itu cantik? Harus ya, putih? Glowing? Nggak jerawatan? Body goals?" Fay menjeda ucapannya, lagi-lagi air matanya terjatuh. "Jika iya, berarti gue gagal jadi cewek? Gitu?" lirihnya lagi. Kali ini di barengi dengan isakan-isakan kecil. Fay menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menangis terisak dalam diam. Menahan sesak yang seolah memenuhi rongga dadanya, dan bersiap akan meledak detik itu juga. Sudah cukup selama ini ia pura-pura kuat, sudah cukup ia pura-pura tidak peduli. Segala cibiran, hinaan, bahkan candaan yang di kemas dengan sangat rapi berisikan tentang segala kekurangannya, kini menumpuk menjadi satu. "Gue juga nggak mau terlahir dengan seperti ini, tapi gue bisa apa? Ini takdir gue, gue salah apa sama kalian? Gue nggak pernah hina kalian? Kalaupun kalian ngehina gue dengan alibi sebuah candaan, gue terima kan?" lirihnya lagi, semakin terisak. Ntahlah, katakan saja jika Fay lemah. Ya, memang lemah! Fay lemah! "Jangan sesekali lo nyalahin takdir, emang benar, banyak mulut yang ngehina fisik lo, dan lo nggak bisa hentiin mereka buat nggak ngehina lo. Lo cuma punya dua tangan, dan lo nggak bisa bungkam mulut mereka. Tapi, lo punya dua telinga, lo bisa fungsiin kedua tangan lo, buat nutup telinga lo. Jangan bodoh!"