Di umur 29 Tahun, Life akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Eric tunangannya, tetapi pernikahannya TAK AKAN PERNAH bisa dilanjutkan, bukan karena tunangannya selingkuh, apalagi mati, tetapi karena Life sendiri.
Oh bukan, bukan Life juga yang selingkuh. Ah salah, bukan karena tentangan keluarga atau cinta masa lalu, tapi karena golongan darah.
Apa? Golongan darah? Ramalan golongan darah? Oh bukan, bukan karena ramalan. Tapi karena hasil tes yang menyatakan bahwa darah Life positif di diagnosa ber Rh negative sedangkan Eric ber Rh positif, itu berarti Life tidak bisa menikah dengan Eric. Mau tak mau ia harus mencari seorang pria yang juga ber Rh negative. Jika tidak maka ia tak akan bisa memiliki bayi yang normal.
Eric dengan berat hati harus merelakan Life yang tidak ingin mengambil resiko, padahal mereka bisa saja memaksakan untuk memiliki anak, tapi Life menolak.
Life lebih memilih menjadi wanita jelek dengan kehidupan yang biasa-biasa saja dibandingkan menjadi wanita kaya raya dan cantik tetapi TIDAK AKAN pernah bisa menjadi ibu sebelum ia bisa mendapatkan seorang lelaki ber Rh negatif.
Bagai disambar petir di siang bolong, saat Life mengetahui fakta bahwa dia adalah 1 dari 1 juta wanita yang memiliki darah ber Rh negatif dan wajib memiliki suami yang juga ber Rh negatif.
Seperti mencari jarum di dasar samudra seperti itulah mencari pria ber Rh negatif di dalam hidupnya. Masih mending mencari jarum ditumpukan jerami, ia hanya perlu memerintahkan pelayannya untuk membersihkan jerami-jerami itu dan jarum pun akan bisa di temukan.
Tapi jika disuruh mencari di dasar samudra, siapa yang bisa?
Hanya Tuhan yang mungkin mengetahuinya.
Ketika harapan untuk menjadi seorang istri dan ibu telah pupus dalam hidupnya, Life tidak kehabisan akal. Ia berburu berbagai info mengenai orang-orang ber Rh negatif.
Apapun caranya, Life harus bisa menikah dengan pria ber Rh negative. Tapi.... Di mana Life akan menemukan pria itu? Apakah ada? Jika tak ada, bagaimana?
Oh Tidakk.