#1 Sanjaya
Highest Rank: #985
----
Tessa, seorang gadis biasa bertemu dengan seorang pemuda yang manis namun enggan untuk memberitahu namanya dan semua tentang dirinya. Hingga seiring waktu, Tessa berhasil membuka satu per satu teka-teki yang disembunyikan pemuda itu darinya.
Di saat Tessa sudah jatuh hati pada pemuda itu, tiba-tiba orang-orang dari masa lalu pemuda itu dan dirinya memberikan berbagai rintangan di kisah cinta mereka. Di tambah ingatan-ingatan pahit tentang dirinya dan pemuda itu mulai muncul satu per satu.
Sanggupkah Tessa bertahan?
-----
"Lo seriusan pengen tau nama gua?"
"Ya pastilah," jawab Tessa
"Gue suka lo, lo pinter debat," ucap pemuda itu pada Tessa
"Gue memang juara 1 debat Bahasa Indonesia se-provinsi dan gue anak bawang pada saat itu," ucap Tessa pada pemuda itu.
"Tutup matamu," suruh pemuda itu
"Kenapa emangnya? Lu mau ngapain?" tanya Tessa
"Gue bilang tutup mata lo," ulang si pemyda itu, Tessa pun menutup matanya.
"Udah belom?" tanya Tessa tetapi tidak ada yang menjawabnya, pada saat Tessa membuka matanya pemuda itu sudah menghilang. Tessa terkejut dan kebingungan ia lihat ke atas, ke kanan, ke kiri, ke depan, ke belakang.
"Perasaan..? Kok bisa ya menghilang tenang kayak gitu? Dia manusia atau apa?" bingung Tessa.
---
Dia manis, tampan, dan sempurna. Entah mengapa ia tidak ingin memberitahu aku siapa dirinya dan apapun tentang dirinya. Apakah dia ingin aku mencari kuncinya sendiri?
-Tessalonika Kristeva Britanya-
Tiga kata untuk dirinya, manis, imut, dan pintar. Aku selalu menganggumi dirinya dari jauh. Aku sangat takut untuk membertahunya siapa diriku. Tapi, semejak kejadian itu, sepertinya dia lupa siapa diriku dan beberapa ingatannya. Aku akan tetap berada di sisinya.
-The Mystery Boy-
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan