Denganmu Cinta {Slow Update}
  • Reads 4,299
  • Votes 386
  • Parts 14
  • Reads 4,299
  • Votes 386
  • Parts 14
Ongoing, First published Apr 29, 2017
"Kekecewaan yang kamu alami di masa lalu membuat aku mengerti arti cinta yang sesungguhnya. Dan secara tidak disengaja kamu sendiri yang telah memperkenalkannya.

Aku tidak menyesal telah mengenal cinta. Yang aku sesalkan adalah ketika aku tahu bahwa hati ini berlabuh pada seseorang yang tidak ingin mengenal lagi apa itu cinta."

-Aku berucap-


06 Mei 2017💞

Di larang keras untuk mencontek/plagiat/menjiplak karya orang!!!😠😡😬
All Rights Reserved
Sign up to add Denganmu Cinta {Slow Update} to your library and receive updates
or
#44latuconsina
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [Proses Penerbitan] cover
Elio Riley Sergeyev cover
Please, Hug Me cover
Kesayangan Bunda cover
Stars Behind the Darkness  cover
Rafa  cover
After Graduation cover
Fiction -sungjake✔ cover
ANTAGONIS cover

Dosa Ku

49 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.