Serupa tapi tak sama, begitulah kalimat yang ditujukan kepada Anindi dan Andini. Walaupun mereka rupanya sama, tetapi "tak sama" ada pada latar kehidupan mereka. Anindi, anak dari anggota dewan. Memiliki kehidupan yang sangat berkecukupan, tetapi membuat dirinya sombong dan angkuh. Ia juga mementingkan dirinya sendiri. Andini, anak dari keluarga yang kurang mampu. Ia tinggal di pondok bersama dengan kyai dan santri santrinya. Ia baik dan suka membantu. Kedua orang tuanya telah tiada. Pertemuan mereka yang tidak disengaja membuat Anindi penasaran dengan kehidupan Andini yang bertolak belakang dengan dirinya.