Terjebak oleh sebuah perasaan yang rumit pada sahabatnya sendiri sungguh diluar kemampuan Ana Fenecia. Hatinya selalu menginginkan lebih atas sahabatnya, William Fernandez. Menyadari bahwa tak seharusnya ia memiliki rasa kepada William, Ana berusaha melupakan bayang-bayang William yang memenuhi hati dan pikirannya. Sayang takdir berkata lain, Ana tak mampu melawan hatinya yang berkehendak melampaui batas akal sehatnya. Ana mencintai William sepenuh hati, entah dengan William yang menanggapi perasaannya dengan setengah hati. Tak peduli seburuk apapun William mengabaikannya perasaan itu tetap sama, biarpun keadaannya tak lagi sama. Mampukah ia bertahan lebih jauh? Mungkinkah perjuangannya akan berakhir indah?