Ditepian rel suatu malam, kita duduk menunggu sesuatu datang berupa kenangan bulan dikawat listrik terlihat kantuk angin menyapa dg bahasa dingin detik dari arlojiku rontok seperti butiran pagi kunang kunang berenang riang di udara kebebasan yg kita cari terbentang luas hati tak lgi punya batas mimpi gelas,tutup termos, termos dan kopi pahit menjauh pergi keabaduan menjadi waktu sebentar begitu getar engkau terpaku beku aku diam selami diri, hingga dasar... betapaa perih hari berlari dari senin ke minggu seperti kereta yg melaju di rel yg sama tampa tahu cara berhenti sekedar memberi salam keretapun lewat mengangkut tubuh tubuh getir dlm gerbong takdir menujy stasiun akhir kertas dan plastik berterbangan mencari pemulung debu debu mengabarkan bumi pada langit kita beranjak dari tepian ini sebelum malaikat datang menyulap kita jdi sepasang sunyi . .All Rights Reserved
1 part