Aku menyeret kakiku. Tertatih berusaha menghindari ledakan besar dibelakangku. Meskipun kakiku hancur, meskipun tubuhku terasa berat. Aku tidak ingin semuanya berakhir seperti ini. Setelah apa yang aku lihat barusan sukses membuatku lupa cara bernafas. Ini belumlah akhir bagi kami. Aku menguatkan hatiku. "Jin-hyung..." Suara Taehyung yang parau membuatnya terdengar dua kali lebih berat dari biasanya. Aku memaksakan leherku untuk berputar 180 derajat mencari-cari arah suaranya. Tubuhnya tekulai lemas dengan posisi menyamping menghadapku. Darah dipelipisnya terus mengalir membasahi aspal kotor tempatnya terbaring. Ia masih hidup. "Taehyung a, gwencana?" Taehyung mengulurkan tangannya lemah mencoba meraih Jimin dan Yoongi dari kejauhan. Ia ingin menolong. Ingin sekali, aku tau itu. Namun tubuh lemahnya tidak mengizinkan. Perlahan pandangannya kabur. Aku bisa merasakan hawa dingin yang mulai menyelimutinya diikuti merah kental yang tak henti-hentinya mengalir menggenanginya. Membuat kesadarannya semakin lama semakin hilang. "Jin-hyung selamatkan me-" Suaranya hilang, lengan yang tadinya mencoba menggapai-gapai udara kini jatuh dengan lemah. Ia mulai membeku. "Ya! Taehyung! KIM TAEHYUNG! Bertahanlah. Aku akan menyelamatkanmu. Taehyung!" Seketika fikiranku kacau. Aku mengguncang-guncang tubuh Taehyung dengan kasar, menampar pipinya berkali-kali hingga jejak tanganku membekas disana. Namun ia tak juga bangun. Detak jangtungnya pun kian melemah. Tidak. Kita tidak boleh berakhir seperti ini. Aku tidak mau begini.All Rights Reserved
1 part