"Dengan beranggotakan orang-orang eksentrik, kuharap kau bisa mengatasi Divisi 1 baik-baik, Akaashi."
"Maaf?" Akaashi berkedip.
"Shouyou tergila-gila pada si Enforcer genius itu, Kuro dan gombalan picisannya, si Inspektur Burung Hantu kelewat hiperaktif," Kenma menghela napas. "Hanya Suga yang masih cukup waras untuk mengendalikan mereka. Jujur, itu divisi paling sinting yang pernah kulihat selama bekerja di Departemen Investigasi Kriminal."
.
Saat dirinya menginjak umur dua puluh tahun, Akaashi Keiji diklaim sebagai kriminal laten dan semua jerih payah dalam karier musisinya musnah begitu saja. Satu-satunya pilihan yang tersisa untuknya adalah pekerjaan di Biro Keamanan Publik yang ditawarkan oleh Sibyl System. Kini, Akaashi harus beradaptasi dengan tim barunya di Divisi 1 dan kehidupan barunya sebagai Enforcer.
[BokuAka, KuroKen, KageHina]
-----
Haikyuu in Psycho Pass!AU
Warning(s): gaje, OOC, typo, spoilers, ini apa sumpah Author gak tau
Haikyuu maupun Psycho Pass bukan milik saya
[Don't like, don't read]
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.